Melalui Sentuhan Pendampingan, Singkirkan Mental ‘Dak Kawa Nyusah’ KPM PKH
KOTA PANGKALPINANG (25 Januari 2022) – Keberhasilan program pengentasan kemiskinan bisa dinilai dari adanya perubahan para Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dari tidak berdaya menjadi berdaya, hingga bisa graduasi mandiri. Hal tersebut tak lepas dari hadirnya Pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) yang melakukan pendekatan melalui Pertemuan Peningkatan Kemampuan Keluarga (P2K2) atau Family Development Sytem (FDS).
Para pendamping PKH Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam video di Youtube Channel Linjamsos Oke yang diunggah pada 24 Desember 2021, membagikan cerita bagaimana proses pendampingan dapat membantu KPM menata kehidupan lebih baik.
Pendamping di Kecamatan Rangkui, Fini Hasti menyatakan, hingga akhir 2021, di Kota Pangkalpinang tercatat 4000 KPM dengan karakteristik dan cara menyikapi kehidupan yang berbeda-beda.
Pandangan hidup para KPM beragam. Salah satunya ada istilah ‘Dak Kawa Nyusah’ yang berarti berpangku tangan, tidak mau susah atau berarti juga bermalas-malasan.
“Memang ada sebagian KPM memiliki karakter 'dak kawa nyusah', tapi juga ada yang aktif dengan berbagai program yang dilaksanakan pendamping PKH saat memberikan edukasi dalam pertemuan di P2K2,” ujar Fini.
Ada kasus KPM yang anaknya tidak mau sekolah dan orangtuanya pasrah saja, lanjutnya. Tak tanggung-tanggung sudah tiga kali pindah sekolah. Dalam kasus seperti ini pendamping PKH bertugas meyakinkan orangtua untuk peduli terhadap anaknya agar mau sekolah kembali.
“Itu kejadian nyata, bahkan saya sendiri antar anak itu ke sekolah, memberikan pendampingan dan edukasi. Itu tidak mudah hingga bisa merubah dan anak itu sekolah lagi,” tutur Pendamping PKH lainnya di Kecamatan Rangkui, Ikhsan Ramadhani.
Pendamping PKH di Kecamatan Bukit Intan, Riatul Hafidah menambahkan, banyak anak-anak KPM memiliki prestasi membangggakan usai orangtua mereka mengikuti P2K2 dengan materi-materi untuk merubah perilaku ke arah yang positif dan bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari.
“Banyak prestasi anak-anak PKH, misalnya Fatmawati anak ibu Duriyati yang menjadi atlet nasional juga pernah tampil di acara jambore PKH di Jakarta beberapa waktu lalu," katanya.
Adanya P2K2 berhasil memberikan motivasi KPM untuk graduasi mandiri salah satunya mengelola keuangan saat membangun usaha, kendati 'merangkak' dan kondisi susah hingga berhasil mengundurkan diri dan graduasi.
Tak hanya dalam kegiatan P2K2, Pendamping PKH menjadi kepanjangan tangan Kementerian Sosial sebagai tempat bertanya terkait program-program Kemensos, seperti bantuan beras, Bantuan Sosial Tunai (BST), permasalahan bantuan tidak cair, dan lain sebagainya.
“Jadi, kami bekerja 24 jam, bahkan hingga tengah malam ada yang menelpon yang kadang curhat masalah keluarga dan kita layani sesuai moto pendamping PKH, yaitu "Sopan, Santun, Integritas dan Profesional, ” kata Riatul.
Para pendamping PKH Kota Pangkalpinang, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung dalam video di Youtube Channel Linjamsos Oke yang diunggah pada 24 Desember 2021, membagikan cerita bagaimana proses pendampingan dapat membantu KPM menata kehidupan lebih baik.
Pendamping di Kecamatan Rangkui, Fini Hasti menyatakan, hingga akhir 2021, di Kota Pangkalpinang tercatat 4000 KPM dengan karakteristik dan cara menyikapi kehidupan yang berbeda-beda.
Pandangan hidup para KPM beragam. Salah satunya ada istilah ‘Dak Kawa Nyusah’ yang berarti berpangku tangan, tidak mau susah atau berarti juga bermalas-malasan.
“Memang ada sebagian KPM memiliki karakter 'dak kawa nyusah', tapi juga ada yang aktif dengan berbagai program yang dilaksanakan pendamping PKH saat memberikan edukasi dalam pertemuan di P2K2,” ujar Fini.
Ada kasus KPM yang anaknya tidak mau sekolah dan orangtuanya pasrah saja, lanjutnya. Tak tanggung-tanggung sudah tiga kali pindah sekolah. Dalam kasus seperti ini pendamping PKH bertugas meyakinkan orangtua untuk peduli terhadap anaknya agar mau sekolah kembali.
“Itu kejadian nyata, bahkan saya sendiri antar anak itu ke sekolah, memberikan pendampingan dan edukasi. Itu tidak mudah hingga bisa merubah dan anak itu sekolah lagi,” tutur Pendamping PKH lainnya di Kecamatan Rangkui, Ikhsan Ramadhani.
Pendamping PKH di Kecamatan Bukit Intan, Riatul Hafidah menambahkan, banyak anak-anak KPM memiliki prestasi membangggakan usai orangtua mereka mengikuti P2K2 dengan materi-materi untuk merubah perilaku ke arah yang positif dan bisa diterapkan di kehidupan sehari-hari.
“Banyak prestasi anak-anak PKH, misalnya Fatmawati anak ibu Duriyati yang menjadi atlet nasional juga pernah tampil di acara jambore PKH di Jakarta beberapa waktu lalu," katanya.
Adanya P2K2 berhasil memberikan motivasi KPM untuk graduasi mandiri salah satunya mengelola keuangan saat membangun usaha, kendati 'merangkak' dan kondisi susah hingga berhasil mengundurkan diri dan graduasi.
Tak hanya dalam kegiatan P2K2, Pendamping PKH menjadi kepanjangan tangan Kementerian Sosial sebagai tempat bertanya terkait program-program Kemensos, seperti bantuan beras, Bantuan Sosial Tunai (BST), permasalahan bantuan tidak cair, dan lain sebagainya.
“Jadi, kami bekerja 24 jam, bahkan hingga tengah malam ada yang menelpon yang kadang curhat masalah keluarga dan kita layani sesuai moto pendamping PKH, yaitu "Sopan, Santun, Integritas dan Profesional, ” kata Riatul.
Biro Hubungan Masyarakat
Kementerian Sosial RI
Dikutip dari kemensos.go.id
0 Response to "Melalui Sentuhan Pendampingan, Singkirkan Mental ‘Dak Kawa Nyusah’ KPM PKH"
Post a Comment